Cara Mengelola Stok Produk dengan Efisien - Panduan Toko Online

🎯 Kenapa Stock Management Penting?

⚠️ Dampak Stock Management Buruk:

Out of Stock: Kehilangan penjualan, customer kecewa
Overstocking: Modal tertahan, produk expired/rusak
Inaccurate Data: Customer order tapi stok kosong
Lost Sales: Estimasi kehilangan 10-30% revenue potensial

✅ Benefit Stock Management yang Baik:

✅ Stock selalu tersedia untuk produk best-seller
✅ Modal tidak tertahan di dead stock
✅ Customer satisfaction meningkat (no backorder)
✅ Cash flow lebih sehat
✅ Profit margin optimal

📊 Sistem Stock Management Dasar

1. SKU (Stock Keeping Unit)

Setiap produk harus punya kode unik untuk tracking.

Contoh SKU System:

KP-BLK-M-001

• KP = Kaos Polos
• BLK = Black (warna)
• M = Medium (size)
• 001 = Serial number

2. Stock Levels

Current Stock

Jumlah barang yang tersedia saat ini

Minimum Stock

Batas minimal sebelum restock (safety stock)

Reorder Point

Kapan harus order barang baru

Maximum Stock

Batas maksimal untuk menghindari overstock

🛒 Kelola Stok di WooCommerce

Enable Stock Management:

Products → All Products → Pilih produk
Tab Inventory
Centang "Manage stock?"
Isi:
- Stock quantity: Jumlah stok saat ini (50)
- Low stock threshold: Alert saat stok menipis (10)
- Allow backorders: "Do not allow" (recommended)
Update product

Stock Status:

✅ In Stock

Barang tersedia, bisa dibeli customer

❌ Out of Stock

Stok habis, tidak bisa dibeli (hidden add to cart button)

⏳ On Backorder

Bisa dibeli tapi kirim nanti (saat restock)

💡 Email Notification:

WooCommerce otomatis kirim email saat:

✅ Stock mencapai "Low stock threshold"
✅ Produk out of stock

📈 Stock Forecasting & Reorder Point

Formula Reorder Point (ROP):

ROP = (Daily Sales × Lead Time) + Safety Stock

Contoh Perhitungan:

Produk: Kaos Polos Hitam Size M

Daily Sales: 5 pcs/hari (rata-rata)
Lead Time: 7 hari (waktu restock dari supplier)
Safety Stock: 10 pcs (buffer untuk fluktuasi)

ROP = (5 × 7) + 10 = 45 pcs

Artinya: Order barang baru saat stock tinggal 45 pcs

💡 Tips: Review & adjust ROP setiap 2-3 bulan berdasarkan sales trend. Produk best-seller perlu safety stock lebih tinggi.

🔄 Manajemen Multi-Channel

Jika jualan di banyak platform (website, Tokopedia, Shopee, Instagram), Anda perlu sinkronisasi stock!

2 Strategi Multi-Channel:

1. Centralized Inventory (Recommended)

Satu database stok yang sync ke semua channel.

✅ Benefit:

• Real-time stock update di semua platform
• Hindari overselling
• Tracking lebih mudah

Tools: Ginee, JubeloStore, SatuWarehouse

2. Allocated Inventory

Bagi stok berdasarkan platform.

Contoh: Total 100 pcs

• Website: 40 pcs
• Tokopedia: 30 pcs
• Shopee: 30 pcs

⚠️ Risk: Satu platform bisa out of stock padahal platform lain masih ada

💡 Tips & Best Practices

1. Stock Opname Rutin

Lakukan stock count fisik minimal 1x sebulan untuk memastikan data di system = real stock.

2. Prioritize Best-Sellers

Produk yang sering laku harus selalu ready stock. Jangan sampai kehilangan sales!

3. Deal dengan Dead Stock

Produk yang > 6 bulan tidak laku = dead stock. Discount 30-50% untuk liquidation.

4. Track Metrics

• Stock Turnover Ratio (ideal: 4-6x/tahun)
• Out of Stock Rate (< 5%)
• Dead Stock Percentage (< 10%)

5. Build Good Supplier Relationship

Supplier yang reliable = faster lead time. Nego untuk rush order jika emergency.

❓ FAQ

Berapa safety stock yang ideal?

Tergantung lead time dan variability sales. Umumnya 1-2 minggu worth of sales. Produk seasonal perlu lebih tinggi.

Bagaimana handle pre-order?

Set product sebagai "On Backorder" di WooCommerce. Jelas komunikasikan estimasi kirim (misal: 2-3 minggu). Jangan charge customer sebelum ready ship.

Tools untuk manajemen stock?

UMKM kecil: WooCommerce built-in sudah cukup. Multi-channel: Ginee, Jubelio. Warehouse besar: Accurate, MYOB.

Bagaimana jika ada barang rusak/cacat?

Buat kategori "Damaged Goods" terpisah. Jangan hitung sebagai available stock. Return ke supplier atau jual discount sebagai "Imperfect".

📑 Daftar Isi